|
copyright https://www.tumblr.com |
Bangun pagi, menyiapkan air hangat, memasak bubur campur, sementara diri sendiri sibuk bersiap-siap berangkat ke kantor, menjadi rutinitas sehari-hari bunda. Meski melelahkan namun melihat buah hati tersenyum sebelum meninggalkan rumah menuju tempat kerja, menjadi kebahagiaan yang tak mungkin dibeli di mall manapun. Meski bunda dibantu oleh asisten rumah tangga, menyiapkan segala sesuatu sendiri untuk si buah hati sungguh menjadi rutinitas yang menyejukkan hati. Lihatlah betapa cantik senyum buah hati bunda saat melambai melepas bunda ke tempat kerja.
Mengurus buah hati yang masih berusia dini memang menguras waktu dan tenaga. Karena belum dapat mandiri dalam semua hal, maka ketergantungan kepada orang tua sungguh tak dapat dielakkan. Dari bangun, mandi, makan, buang air, bahkan sampai tidurpun masih harus dibantu orang tua. rasa capek setelah pulang kerja saja belum dapat dilupakan. Macetnya jalanan, terik matahari sore menambah kelelahan bagi bunda. Namun demikian sambutan tangis sang buah hati janganlah menjadikan bunda bertambah keluh kesah. Janganlah tangis sang buah hati diartikan sebagai rengekan manja. Tangisannya ungkapan rasa bangga si buah hati melihat bundanya kembali dan harapan yang tumbuh karena bunda pasti akan menemani dan melayaninya.
Bahasa Tutur yang Halus dan Bijak
Bunda yang bijaksana, jangan langsung memegang sang buah hati begitu pulang dari tempat kerja maupun setelah bepergian. Biarkan saja anak sedikit menangis, itu akan baik bagi perkembangan jantung dan saluran pernafasannya. Anggaplah sedikit olahraga bagi sang buah hati. Bukan karena mitos, tetapi bahwa bunda mungkin saat berada di luar mengerjakan suatu tugas, ada kemungkinan badan dan tangan bunda terpapar polusi dan biang penyakit. sempatkanlah setidaknya mencuci tangan dengan sabun. Jika memang memungkinkan baik jika bunda dapat mencuci badan/mandi dan berganti pakaian yang lebih santai. Setelah itu hiburlah buah hati bunda dengan rayuan lembut yang akan melegakkan kejengkelannya.
Hati-hati bunda, sejak di dalam kandungan, sang buah hati sudah dapat mendengar dan mulai belajar melalui perilaku dan tutur kata bunda. Gunakan bahasa yang baik dan halus selama kehamilan dan masa pertumbuhan sang buah hati. Jangan khawatir, jika bunda tipe yang suka selengekan, dengan terus berusaha nanti akan terbiasa.
Seringkali orang tua yang anaknya telah menempuh pendidikan usia dini merasa kaget karena anak-anaknya menjadi kasar dan kurang tata-krama. Orang tua sering buru-buru menyalahkan lembaga pendidikan tersebut. Melakukan protes, bahkan sampai memindahkan anaknya ke lembaga lain. Nah jika di lembaga tersebut tidak ditemukan kejanggalan dalam cara pengajaran, bisa jadi ini adalah pembawaan anak saat masih dalam asuhan bunda. Sejak di dalam kandungan, jika orang tua sering berkata kan berperilaku kasar, pada dasarnya anak sudah bisa mencerna bahkan menirukan. Dokter masa kini sering menyarankan agar bunda yang sedang mengandung mendengarkan musik klasik yang lembut, ini dimaksudkan untuk perkembangan syaraf anak. Harapannya syaraf anak dapat terbentuk dengan baik secara sempurna dengan perkembangan yang moderat.
Memilih Lembaga Pendidikan
Saat buah hati telah menginjak usia sekolah, inilah saat yang paling menentukan masa depan dan karakternya. Sayang di Indonesia sejak usia 5 tahun anak sudah harus bersekolah. Di negara maju, seperti di Jerman, Finlandia, anak di bawah 7 tahun tidak boleh mengenal hufur dan angka. Bahkan menurut seorang profesor di Finlandia, jika anak terlalu dini diberi pelajaran dapat merusak jaringan otaknya. Untuk itu lembaga pendidikan di negara maju untuk anak usia dibawah 7 tahun adalah taman bermain. Di Finlandia anak di bawah 7 tahun hanya boleh bermain. Bahkan mereka yang diatas 7 tahun dan belum menginjak remaja tidak diperbolehkan mengikuti ujian atau test mata pelajaran. Enak ya bunda!. Itulah salah satu faktor yang membuat Finlandia menjadi negara dengan tingkat pendidikan nomor satu di dunia, mengalahkan Singapura, Amerika, bahkan Jerman.
Meskipun di Indonesia semua sekolah diharapkan mengajarkan pendidikan karakter namun tidak semua sekolah menerapkan karakter yang sesuai dengan keinginan bunda. Bahkan banyak lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri yang menterjemahkan pendidikan karakter sebagai pendidikan agama. Siswa diberi pelajaran agama melampaui batas kemampuan daya pikir logikanya. Pada situasi tersebut, bukan siswa berkarakter yang dihasilkan, justru ekstremisme dan radikalisme yang meningkat.
Sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasila, selain mentaati sebuah agama, siswa diharapkan memiliki kecintaan terhadap bangsa Indonesia sesuai dengan norma Pancasila. Bukan menjalankan agama secara radikal, tetapi secara manusiawi, Menghargai sesama, menjunjung tinggi kemanusiaan dan nilai kebangsaan, sehingga terbentuklah negara yang kuat. Dengan demikian peran bunda sebagai orang tua pun lengkaplah sudah karena buah hati bunda pasti menghargai dan menjunjung tinggi bunda meski suatu saat nanti mendapati perbedaan pendapat dengan sang buah hati.
Comments
Post a Comment